Sabtu, 30 April 2011

MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA DALAM KEPERAWATAN

MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA DALAM KEPERAWATAN

Ø  Penerapan teori motivasi dalam keperawatan

Motivasi adalah proses emosional lebih cenderung psikologis dari pada logika. Mempelajari bagaimana seorang perawat dapat merasakan dan membantu mempergunakan alat-alat yang akan membantu pencapaian perasaan tadi. Suatu perasaan yang berkaitan dengan orang0orang pada pekerjaan yang memungkinkan perawat itu merasa diterima, kinerja dimana perawat itu mempunyai keterampilan tinggi, dikenal mempunyai keterampilan memuaskan dibanding yang lainnya.
 Sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, motivasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang tidak disadari. Apabila perawat ditanyakan mengapa perawat melakukan sesuatu, perawat itu tidak akan memberikan jawaban. Walaupun dasar sesorang itu tersembunyi dan tidak dapat diraba, kegiatan atau tingkah laku merekan dapat dimengerti oleh mereka.
Seorang perawat kepala bertanggung jawab untuk memotivasi bawahan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan menggunakan teori-teori motivasi untuk mencapai tujuan ini, pertama-tama pemimpin perlu mengkaji kekuatan motif tertinggi dari karyawan, dan kemudian menentukan tujuan yang akan secara langsung memuaskan kebutuhan pribadi karyawan. Pimpinan menggunakan factor intrinsic dan ekstrinsik dalam suatu tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan yang, yang dengan demikian memuaskan kebutuhan, adalah melalui suatu perjalanan yang mencapai tujuan organisasi.
Proses motivasi yang telah yang telah dijelaskan merupakan proses untuk memotivasi satu orang. Karena seorang kepala perawat lebih sering harus memotivasi sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas, maka teori motivasi pertama-tama diterapkan orang-orang secara individual dalam kelompok. Kebutuhan individu dikaji terlebih dahulu, kemudian kebutuhan terbanyak yang dianggap menjadi kebutuhan kelompok yang digunakan oleh pemimpin untuk merencanakan suatu strategi untuk memotivasi kelompok secara eksternal untuk mencapai tujuan organisasi.
Sangatlah logis untuk menyimpulkan bahwa strategi tersebut mungkin bukan yang terbaik untuk semua orang dalam kelompok. Seorang pemimpin mungkin bukan segala-galanya untuk setiap orang. Seorang pemimpin harus menjadi untuk sebagian bbesar orang dalam kelompok dan kemudian berusaha untuk melakukan pendekatan pribadi terhadap orang-orang yang belum terpuaskan.

Menurut Abraham C. dn Shanley F (1997), menyebutkan bahwa Mcdowell (1989) dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan, yaitu

1.    Kepuasan kerja
2.    Pengembangan professional
3.    Kondisi kerja yang baik
4.    Tingkat penggajian

Menurut Hinshaw, dkk (1987) dalm penelitiannya di Amerika Serikat menemukan faktor-faktor pendukung motivasi perawat yaitu:

1.    pengurangan staf
2.    status professional
3.    kesenangan pada posisi yang dimiliki
4.    kemampuan memberikan aspek yang berkualitas
5.    kekohesifitasan kelompok
6.    pengenalan terhadap keunikan perawat
7.    kesempatan pertumbuhan profesional
8.    pengendalian praktik keperawatan


Ø  kepuasan kerja dalam ruang lingkup keperawatan

Adanya kepuasan kerja, menurut Lateiner dan Levine (1971), karyawan akan merasa senang dalam bekerja sehingga akan menimbulkan aktifitas dan sikap yang positif dalam bekerja, serta adanya keterikatan dengan perusahaan dan perasaan selalu ingin dalam lingkungan perusahaan tersebut.
Sedangkan ketidakpuasan dapat mengakibatkan rendahnya keterikatan dengan perusahaan yang diwujudkan dalam perilaku penarikan diri dari pekerjaannya, kurang terlibat dalam pekerjaan, tingkat absensi maupun turn over yang tinggi.
Perawat pelaksana menginginkan iklim yang memberikan kepuasan kerja. Kepuasan kerja tercapai jika iklim dapat memberikan kondisi kerja yang baik, gaji yang tinggi, kesempatan untuk mengembangkan profesionalitas, tantangan, kesempatan dalam pengambilan keputusan, staffing yang tepat dan prestasi yang dihargai oleh manajer maupun pasien (Swansburg,1996).
Kepuasan kerja juga dapat tercipta apabila iklim organisasi dalam hal ini adalah situasi psikologis dalam pelaksanaan pekerjaan baik dan kondusif. Situasi psikologis yang kondusif dan baik artinya terciptanya komfomitas, kejelasan tanggung jawab, adanya standar dalam bekerja, layaknya penghargan, kejelasan tujuan organisasi, kehangatan dan dukungan antar sesama karyawan serta kepemimpinan yang berkualitas dan mampu diterima oleh seluruh karyawan. Situasi yang demikian akan menyebabkan karyawan merasa dirinya merupakan bagian penting dari organisasi kerja atau perusahaan dan menumbuhkan sikap postif karyawan terhadap kerja. Hal tersebut akan menghasilkan kepuasan yang optimal karyawan pada pekerjaanya dan dia akan lebih berdedikasi serta lebih loyal terhadap perusahannya, sehingga dapat meningkatkan hasil dan kualitas kerja yang maksimal.
Motivasi kerja seorang individu berkaitan dengan kepuasan kerja. Motivasi tidak terbebas dari lingkungan kerja seorang karyawan atau kehidupan pribadinya. Suatu penelitian meta analisis yang belum lama dilakukan menguji sembilan hasil penelitian yang melibatkan 2.237 orang pekerja yang mengungkapkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja. Karena kepuasan dengan pengawasan juga berkorelasi secara signifikan dengan motivasi, para manajer disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan karyawan. Para manajer secara potensial dapat meningkatkan motivasi para karyawan melalui usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja (Kreitner & Kinicki, 2005).

Peran Manajer Keperawatan dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat :
1.    bersikap empati, mendengar dan tanggap terhadap semua pernyataan orang lain,
2.    menciptakan situasi yang kondusif dalam komunikasi,
3.    membaca dan tanggap terhadap situasi yang terjadi dalam ruangan / lingkungan organisasi,
4.    mengembangkan tim kerja yang efektif,
5.    mempertahankan dan mengembangkan hubungan profesional antar petugas,
6.    memberikan umpan balik yang positif,
7.    mengklarifikasi kejadian yang melibatkan seluruh staf,
8.    menjadi mediator terjadinya konflik antara staf atau kelompok (Harris & belakley cit. Nursalam, 2002).

Yang Harus dilakukan seorang perawat :
1.    Melakukan Perawatan diri
2.    Pertahankan diet dan aktifitas
3.    Cari aktifitas yang membantu anda untuk dapat santai
4.    Pisahkan urusan pekerjaan dari kehidupan rumah
5.    Turunkan harapan yang terlalu tinggi dari diri anda atau orang lain
6.    Kenali keterbatasan/ kelemahan
7.    Sadari bahwa bukan hanya anda yang dapat menyelesaiakan semua pekerjaan,
8.    belajarlah menghargai kemampuan staf
9.    Beranilah mengatakan tidak jika anda tidak dapat melaksanakan
10. Bersantai, tertawa dan berkumpul bersama teman-teman
11. Tanamkan bahwa semua yang anda kerjakan adalah untuk ibadah
Kegiatan yang perlu dilakukan manajer keperawatan untuk menciptakan suasana motivatif :
1.    Mempunyai harapan yang jelas pada stafnya dan mengkomunikasikan harapan tersebut pada stafnya,
2.    Mengembangkan konsep tim kerja,
3.    Hindarkan adanya suatu kelompok / perbedaan antar staf,
4.    Mintalah tanggapan dan masukan kepada staf terhadap keputusan yang akan
5.    dibuat oleh organisasi,
6.    Ciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf

1 komentar: